Kamis, 10 Mei 2012

Dunia Anak, Dunia Bermain sambil Belajar

Anak adalah anak-anak, kegiatan mereka baik di rumah maupun di sekolah tidak jauh dari BERMAIN. Jika sudah bermain mereka sangat asyik sehingga kadangkala lupa melakukan aktivitas lain.

Hal ini mengakibatkan orag tua menganggap anaknya malas dalam belajar sehingga seringkali orang tua mempersepsikan bermain hanya sebagai kegiatan yang bersifat rekreasi atau hiburan semata. bahkan, mungkin saja ada yang beranggapan bahwa bermain itu hanya kegiatan yang tidak penting, sekedar main-main atau buang-buang waktu saja.

Persepsi seperti ini ada benarnya terutama jika kepintaran hanya berhubungan dengan aspek kognitif seperti membaca, menulis dan berhitung. Tapi dalam kehidupan sehari-hari kepintaran bukan hanya aspek kognitif atau kemampuan akademis saja, ada hal lain yang penting dan dibutuhkan misalnya kemampuan berkomunikasi, memahami cara pandang orang lain dan bernegosiasi.

Papalia (1995) dalam bukunya Human Development mengatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain, bahkan Plato sekitar 300 tahun SM menyadari pentingnya bermain sebagai salah satu kegiatan manusia yang bermanfaat. Dunia anak adalah dunia bermain dengan bermain anak menggunakan otot tubuh, menstimulasi indra tubuh, mengeksplor dunia sekitar menemukan potret lingkungan tempat mereka tinggal dan menemukan diri sendiri.

Dengan bermain anak menemukan dan mempelajari hal baru dan belajar kapan menggunakan keahlian tesebut. Bermain juga dapat membentuk belajar yang efektif karena dapat memberikan rasa senang, sehingga dapat menimbulkan motivasi anak untuk belajar. Jean Piaget, juga mengungkapkan bahwa bermain mampu mengaktifkan otak anak, mengintegrasikan fungsi belahan otak kanan dan kiri secara seimbang. bermain memiliki peran yang sangat penting bagi anak, terutama pada usia dini, karena melalui bermain seorang anak dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan mereka, seperti aspek fisik-motorik, akhlak, sosial emosional, kemandirian dan kognitif.

Oleh karena itu pada lembaga pendidikan Play group dan taman kanak-kanak, merekaa diajarkan dasar-dasar cara belajar dengan cara yang mereka ketahui, yakni lewat bermain. Tetapi bukan sekadar bermain, tetapi bermain yang diarahkan. Lewat bermain yang diarahkan, mereka bisa belajar banyak dengan antusias tanpa merasa dipaksa untuk belajar, antara lain cara bersosialisasi, problem solving, negosiasi, manajemen waktu, resolusi konflik, berada dalam grup besar/kecil, kewajiban sosial, dan belajar 1-3 bahasa.

Berdasarkan kajian-kajian di atas, apakah kita, sebagai orang dewasa atau orangtua masih beranggapan bahwa bermain itu kegiatan yang tidak penting ?................(Red-Yudi)